Materi Presentasi - GIS In Planning
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan lapangan
kegiatan yang terus menerus dikembangkan karena mempunyai manfaat sebagai
penunjang kehidupan manusia. Berkat hasil ilmu pengetahuan dan teknologi banyak
segi kehidupan itu dipermudah. Teknologi
yang ada sekarang ini, ternyata sudah dijelaskan dan dipaparkan oleh Allah
dalam Al-Qur’an. Al Qur’an dapat memberikan motivasi dan memberikan isyarat
bagi pengembangan sains. Walaupun tentu saja harus dilakukan dengan cermat dan
menyeluruh serta didasari dengan kaidah penafsiran yang benar. Teknologi adalah
suatu cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan berdasarkan proses teknis
untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan terpenuhinya suatu tujuan dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan iptek, adalah
hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan
mengembangkan iptek seperti yang terdapat pada ayat Al-quran surat An-Naml ayat 40.
Artinya:
“Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab berkata “Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata “Ini termasuk karunia
Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya)” (QS
An-Naml Ayat 40)
Ayat tersebut anjuran bagi siapapun yang bekerja di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk berusaha mengembangkan kemampuan
sejauh-jauhnya sampai-sampai menembus (melintas) penjuru langit dan bumi. Namun
al-Qur’an memberi peringatan agar manusia bersifat realistik, sebab betapapun
baiknya rencana, namun bila kelengkapannya tidak dipersiapkan maka kesia-siaan
akan dihadapi. Kelengkapan itu adalah yakni ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa
penguasaan dibidang ilmu dan teknologi jangan harapkan manusia memperoleh
keinginannya untuk mengetahui bentuk bumi dan angkasa. Oleh karena itu, manusia
ditantang dianjurkan untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Semakin majunya perkembangan iptek membuat kita semua
sadar bahwa banyak sekali yang belum kita ketahui sebagai manusia. Bukan hanya
semakin banyaknya jenis computer, handphone dan lain-lain tetapi juga banyak
aplikasi-aplikasi yang semakin canggih dengan keunggulannya masing-masing,
salah satunya adalah penggunaan system informasi geografis atau biasa disebut dengan
(SIG). SIG sudah sangat lekat pada kita sebagai manusia untuk berhubungan dengan
teknologi karena teknologi dapat mempermudah kita dalam segala jenis kegiatan
yang mungkin akan sangat tidak mungkin akan kita kerjakan jika kita tidak
menggunakan bantuan teknologi. SIG ini pada dasarnya juga membantu manusia
dalam mengetahui serta menggambarkan keadaan muka bumi dengan bentuk dan
tampilan yang menarik. Teknologi seperti ini sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak
terkait yang dapat mengolah atau mengunakan serta mengaplikasikannya dalam
rangka memberikan manfaat yang berarti kepada khalayak banyak khususnya pada
bidang perencanaan
1.2
Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang di atas,
diperoleh beberapa rumusan masalah mengenai GIS in Planning, yaitu:
1)
Apa yang dimaksud dengan GIS?
2)
Apa yang dimaksud dengan GIS in Planning?
3)
Bagaimana peran dan hubungan antara GIS dan
perancanaan?
4)
Apa manfaat GIS pada perencanaan?
5)
Apa saja tahapan-tahapan pada GIS in Planning?
1.3
Tujuan
Penulisan
Dari
rumusan masalah di atas, diperoleh beberapa tujuan penulisan mengenai GIS in Planning, yaitu:
1)
Mengetahui maksud pengertian GIS.
2)
Mengetahui maksud pengertian GIS in Planning.
3)
Mengetahui peran dan hubungan antara GIS dan
perencanaan.
4)
Mengetahui manfaat GIS pada perencanaan.
5)
Mengertahui tahapan-tahapan GIS in Planning.
1.4
Sistematika
Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penyusunan makalah ini
adalah :
BAB 1 Pendahuluan
Bab ini
menjelaskan mengenai Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Tujuan Penulisan dan Sistematika Pembahasan.
BAB 2 Kajian Teori
Bab ini menjelaskan
tentang kajian teori Peraturan mengenai Informasi
Geospasial, Pengertian GIS, Sejarah Perkembangan GIS dan GIS dalam perencanaan.
BAB 3 Data Dan
Analisis
Bab ini
menjelaskan tentang peran GIS dalam perencanaan serta kaitannya dengan
perencanaan. Dalam bab ini juga menjelaskan tentang studi kasus pada penggunaan
GIS dalam perencanaan ini.
BAB 4 Kesimpulan
Bab ini menjelaskan mengenai Kesimpulan dari pembahasan
dan studi kasus .
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Peraturan
Tentang Informasi Geospasial
Menurut
Undang-undang No 4 Tahun 2011 tentang informasi geospasial bahwa geospasial
Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi,
letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di
atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Data
Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data tentang lokasi geografis,
dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia
yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.
Informasi
Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang sudah diolah sehingga
dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan
keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian
Peta
dasar sebagaimana dimaksud terbagi atas 3 jenis:
a.
Peta
Rupabumi Indonesia
Diselenggarakan pada skala
1:1.000.000, 1:500.000, 1:250.000, 1:100.000, 1:50.000, 1:25.000, 1:10.000,
1:5.000, 1:2.500, dan 1:1.000.
b.
Peta
Lingkungan Pantai Indonesia; dan
Diselenggarakan pada kala
1:250.000, 1:50.000, 1:25.000, dan 1:10.000.
c.
Peta
Lingkungan Laut Nasional
Diselenggarakan
pada skala 1:500.000, 1:250.000, dan 1:50.000
Peta dasar sebagaimana dimaksud dalam
terdiri atas:
a.
Garis
pantai;
b.
Hipsografi;
c.
Perairan;
d.
Nama
rupabumi;
e.
Batas
wilayah;
f.
Transportasi
dan utilitas;
g.
Bangunan
dan fasilitas umum; dan
h.
Penutup
lahan
2.2 Pengertian GIS
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi
yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau
berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis
data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan
(spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra,
2000). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan
melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan
dengan geografi.
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok
yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital
komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya.
Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta,
lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan
statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan
dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi
Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data
melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau
foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa
peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995).
Pengertian GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi
teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan
teknologi komputer. Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff
(1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer
yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu
pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi
dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Sedangkan
Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem
berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola,
menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan
untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Komponen
utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu:
perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk,
dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS,
MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi
yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu
proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Gambar 2.1 Proses
Pengelolaan SIG
(Sumber:
Googlepicture.com)
Aplikasi
SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki
refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek
yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan
(Indrawati, 2002).
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis
adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan
sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan
dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi
dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri,1993).
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri
dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian
analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut.
Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya
berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi
menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Data dalam SIG terdiri atas
dua komponen yaitu Data Spasial dan Data Atribut.
A.
Data
Spasial
Data spasial yang berhubungan dengan geometri bentuk
keruangan dan data attribute yang memberikan informasi tentang bentuk
keruangannya (Chang, 2002). Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang
berisikan interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi.
Fenomena tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya,
semua data dan informasi yang ada di peta merupakan representasi dari obyek di
muka bumi.
Gambar 2.2 Contoh Data Spasial
(Sumber:googlepicture.com)
Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya
merepresentasikan obyek-obyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi
representasi obyek diatas muka bumi (diudara) dan dibawah permukaan bumi. Data
spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster.
v
Model
data vektor
Menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik,
garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya.
v
Model
data Raster
Menampilkan,
dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel –
piksel yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini
menyesuaikan dengan peruntukan dan kebutuhannya.
B.
Data
Atribut
Data non spasial atau
data atribut adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi-
informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk
data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada. Data
atribut atau tabular menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data
grafis.
Gambar 2.3 Contoh Data Spasial
(Sumber:googlepicture.com)
Lukman (1993) menyatakan bahwa sistem informasi geografi
menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa
komponen utama yaitu:
1.
Masukan
data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi
dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data
hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data
spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut
dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga
terbentuk basisdata (database). Menurut Anon (2003) basisdata adalah
pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat
dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara
bersama oleh pengguna.
2.
Penyimpanan
data dan pemanggilan kembali (data
storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer
dan pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak
pada kertas).
3.
Manipulasi
data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai macam perintah
misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer zone jarak
tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Anon (2003) mengatakan
bahwa manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari SIG. Kemampuan SIG
dalam melakukan analisis gabungan dari data spasial dan data atribut akan
menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi
4.
Pelaporan
data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan data dari model
menjadi bentuk peta atau data tabular. Menurut Barus dan wiradisastra (2000)
Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan
dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel
angka-angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy), atau dalam cetak
lunak (seperti file elektronik).
Untuk struktur data
vektor, data atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel. Sementara
pada struktur data raster nilai data grafisnya tersimpan langsung pada nilai
grid atau piksel tersebut.
Data yang mempresentasikan aspek-aspek deskripsi/penjelasan dari suatu fenomena
di permukaan bumi dalam bentuk kata-kata, angka, atau tabel. contoh data
atribut misalnya kepadatan penduduk, jenis tanah, dsb. Bentuk-bentuk data
atribut:
v
Data
kuantitatif (angka-angka/statistik), contoh: jumlah penduduk
v
Data
kualitatif (kualitas/mutu), contoh: tingkat kesuburan tanah
Menurut
Anon (2003) ada beberapa alasan mengapa perlu menggunakan SIG, diantaranya
adalah:
1.
SIG
menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi
2.
SIG
dapat digunakansebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha
meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan
unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.
3.
SIG
dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data
4.
SIG
memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam
bebera player atau coverage data
spasial
5.
SIG
memiliki kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut
atributnya
6.
Semua
operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif
7.
SIG
dengan mudah menghsilkan peta-peta tematik
8.
semua
operasi SIG dapat di costumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam bahaa
script.
9.
Perangkat
lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak lain
10. SIG sangat membantu pekerjaan yang
erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika. Dalam menghasilkan data spasial yang
besar dimana pemanfaatan data pengindraan jauh tersebut tergantung pada cara
penanganan dan pengolahan data yang akan mengubahnya menjadi informasi yang
berguna
2.3
Sejarah Perkembangan GIS
Seiring dengan berkembangnya teknologi, GIS juga mengalami perubahan ke
arah yang lebih baik. Berikut adalah sejarah perkembangan GIS dari masa ke masa
:
·
35000 tahun
yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar
hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan
tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem
informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database
atribut.
·
Pada tahun
1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk
juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
·
Awal abad ke-20
memperlihatkan pengembangan “litografi foto” dimana peta dipisahkan menjadi
beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu
oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi
pada awal tahun 1960-an.
·
Tahun 1967
merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh
Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger
Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan
untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk
Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif
untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai
informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan
tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan
untuk keperluan analisis.
·
GIS dengan
gvSIG.CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi
pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat
national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc
yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada
berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson
kemudian disebut “Bapak SIG”.
·
CGIS bertahan
sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan
awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan
beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer
memacu vendor lain seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG,
menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan
atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut
menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an
memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada
akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan
dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai
mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada
format data dan transfer.
2.4
Peran GIS dalam Perencanaan
Dengan menggunakan teknologi informasi yang telah
berkembang dengan pesat, sebagian data dan informasi spasial yang diperlukan
dalam perencanaan tata ruang dapat dibangun dalam sebuah sistem informasi yang
berbasis pada koordinat geografis yang lebih dikenal dengan sebutan Sistem
Informasi Geografis (SIG). Seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan
data geografis, dalam SIG dimungkinkan penggabungan berbagai basis data dan
informasi yang dikumpulkan melalui peta, citra satelit, maupun survai lapangan,
yang kemudian dituangkan dalam layer-layer peta. Sistem informasi yang
meng-overlay-kan beberapa layer tematik diatas peta dasar sungguh membantu
proses analisa wilayah dan pemahaman kondisi wilayah bagi para perencana, serta
dapat menghemat waktu karena sebagian proses dilakukan oleh piranti lunak,
sehingga dengan SIG proses perencanaan tata ruang dapat lebih efisien dan
efektif. Manajemen data melalui GIS melibatkan semua aspek ini :
Gambar 2.4 GIS Dalam Proses Perencanaan
(Sumber: http://fas.org/irp/imint/docs/rst/Sect15/Sect15_4.html)
SIG memungkinkan untuk membuat tampilan peta serta
menggunakannya untuk keperluan presentasi khususnya dalam kajian Perencanaan Wilayah
dan Kota. SIG memungkinkan untuk menggambarkan dan menganalisa informasi dengan
cara pandang baru, mengungkap semua keterkaitan yang selama ini tersembunyi,
pola, dan kecenderungannya. Berikut merupakan manfaat GIS dalam Perencanaan
Wilayah dan Kota
1.
Inventarisasi
Sumber Daya Alam. Melalui penerapan GIS, dapat diidentifikasi tentang
potensi-potensi alam yang tersebar di suatu wilayah. Identifikasi ini akan
memudahkan dalam pengelolaan sumber alam untuk kepentingan orang banyak.
2.
Disaster
Management. Artinya, aplikasi GIS dapat digunakan untuk melakukan pengelolaan
rehabilitasi pasca bencana. Misalnya, saat bencana tsunami menerjang Aceh dan
Nias, Badan Rehabilitasi – Rekonstruksi Aceh – Nias (BRR Aceh-Nias) menggunakan
GIS untuk memetakan kondisi terkini dan menentukan prioritas pembangunan di
lokasi yang paling parah kerusakannya.
3.
Penataan
Ruang & Pembangunan sarana-prasarana. Manfaat teknologi GIS yang ketiga ini
dapat berbentuk banyak hal. Mulai dari analisis dampak lingkungan, daerah
serapan air, kondisi tata ruang kota, dan masih banyak lagi.
4.
Penataan
ruang menggunakan GIS akan menghindarkan terjadinya banjir, kemacetan,
infrastruktur dan transportasi, hingga pembangunan perumahan dan perkantoran.
5.
Investasi
Bisnis dan Ekonomi juga merupakan manfaat yang bisa didapatkan dari aplikasi
GIS. Dengan adanya peta informasi daerah, dapat ditentukan arah pembangunan.
Dan para investor pun bisa menentukan strategi investasinya berdasarkan kondisi
geografis yang ada, kondisi penduduk dan persebarannya, hingga peta
infrastruktur dan aksesibilitas.
6.
GIS
dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan asap akibat kebakaran hutan atau
asab limbah beracun. GIS juga bisa digunakan untuk memprediksi perkembangan
daerah berpopulasi tinggi, yang membantu perencanaan pembangunan fasilitas
public.
7.
GIS
dapat digunakan sebagai alat bantu, baik sebagai tools maupun bahan tutorial
utama yang interaktif, dan menarik dalam usaha untuk meningkatkan pemahaman,
pembelajaran dan pendidikan mengenai ide-ide atau konsep-konsep lokasi,
spasial/keruangan, kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat di
permukaan bumi berikut data-data atribut yang menyertainya.
8.
GIS
memiliki kemampuan-kemampuan untuk mengurai unsur-unsur yang terdapat di
permukaan bumi dalam bentuk layer atau coverage data spasial. Dengan layer ini
permukaan bumi dapat direkonstruksi kembali atau dimodelkan dalam bentuk nyata
(real world seperti tiga dimensi) dengan menggunakan data ketinggian beserta
layer tematik yang diperlukan.
9.
GIS
memiliki kemampuan-kemampuan yang sangat baik dalam menvisualisasikan data
spasial beserta atribut-atributnya. Model warna, bentuk dan ukuran simbol yang
diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan
dengan mudah.
10.
Hampir
semua operasi termasuk analisisnya yang dimiliki oleh perangkat GIS terutama
desktop GIS dapat dilakukan secara interaktif dengan bantuan menu-menu dan help
yang bersifat user friendly.
11.
GIS
dapat menurunkan data-data secara otomatis tanpa keharusan untuk melakukan
interprestasi secara manual. Dengan demikian GIS dengan mudah dapat
menghasilkan peta-peta lainnya dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.
12.
Perangkat
lunak GIS saat ini juga menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan
alikasi-aplikasi perangkat lunak lainnya sehingga dapat bertukar data secara
dinamis melalui fasilitas OLE (Object Linking and Embedding) maupun driber ODBC
(Open Database Connectivity).
13.
GIS,
pada saat ini sudah dapat diimplementasikan sedemikian rupa sehingga dapat
bertindak sebagai map-server atau GIS-server yang siap melayani permintaan baik
dari clients melalui jaringan lokal (intrabet) maupun jaringan internet
(web-based).
14.
GIS
sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang-bidang
spasial dan geo-informasi. Oleh karena itu, pada saat ini hampir semua disiplin
ilmu terutama yang terkait dengan informasi spasial juga mengenal dan
menggunakan GIS sebagai alat bantu analisis dan presentasi yang menarik.
BAB 3
PEMBAHASAN
Sistim Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu
disiplin ilmu berbasis teknologi informasi yang berkembang begitu cepat
akhir-akhir ini. Ide penyampaian informasi pada setiap titik koordinat bumi
ini, semakin melejit seiring dengan perkembangan teknologi perekaman informasi
melalui satelit. Hasil perekaman informasi terkait dengan kondisi fisik suatu
wilayah melalui satelit, meskipun tidak sempurna, telah banyak digunakan untuk
mensubstitusi perekaman informasi melalui survai lapangan yang butuh waktu
lebih lama dan biaya yang relatif juga lebih mahal.
3.1 GIS dan Perencanaan
Dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, ilmu GIS memiliki
peranan yang sangat penting. Menata ruang suatu wilayah membutuhkan dukungan
data dan informasi, baik spasial maupun non spasial, yang akurat dan terkini,
terutama data dan informasi tematik yang mengilustrasikan kondisi suatu
wilayah. Perubahan kondisi wilayah pada daerah yang akan disusun rencana tata
ruangnya, perlu dipahami dengan baik oleh para perencana, karena kualitas
rencana tata ruang sangat ditentukan oleh pemahaman para perencana terhadap
kondisi fisik wilayah perencanaan.
Gis dapat membantu untuk menyimpan, memanipulasi, dan
menganalisis fisik, sosial, dan data ekonomi kota. Kemudian para pembuat rencana
tata ruang wilayah dapat menggunakan query dan memetakan gis fungsi untuk
menganalisis situasi yang ada di kota. Melalui analisis tampilan peta, gis
bisa membantu untuk mengidentifikasi daerah konflik lahan pembangunan dengan
lingkungan dan pembangunan overlay yang ada di peta kesesuaian lahan tanah. Kepekaan lingkungan hidup
daerah terpencil dapat diidentifikasi dengan menggunakan informasi dan
merasakan lingkungan lainnya
Pembangunan fisik dan sosial di Indonesia terus
ditingkatkan sesuai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya
kehidupan yang serba kompleks. Perkembangan tersebut mendorong perlunya
informasi yang rinci tentang data sumber daya alam, yang mungkin dapat
dikembangkan. Adapun Manfaat SIG dalam bidang perencanaan wilayah dan kota
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.
2.
Untuk
pendataan pajak bumi dan bangunan
3.
Untuk
pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan.
4.
Untuk
pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah,
rumah sakit, sarana hiburan dan rekreasi serta perkantoran.
5.
Mengetahui
luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya.
6.
Mengetahui
potensi dan persebaran penduduk.
7.
Untuk
mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi,
batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
8.
Untuk
mengetahui persebaran penggunaa lahan.
9.
Untuk
pengawasan daerah bencana alam dan
lain-lain
3.2 Fungsi Penggunaan
GIS dan Dalam Tahap Perencanaan
Perencanaan kota melibatkan banyak fungsi, skala, sektor,
dan tahap. Secara umum, fungsi perencanaan kota dapat diklasifikasikan ke dalam
administrasi umum, pengendalian pembangunan, pembuatan rencana, dan perencanaan
strategis. Administrasi umum dan pengendalian pembangunan adalah kegiatan
perencanaan yang relatif rutin, sedangkan pembuatan rencana dan perencanaan
strategis non-rutin yang dilakukan lebih jarang. Skala wilayah perencanaan
tertutup dapat berkisar dari seluruh kota, dengan sub-wilayah kota, kabupaten,
atau blok jalan. Sektor yang paling sering terlibat perencanaan perkotaan guna
lahan, transportasi, perumahan, pengembangan lahan, dan lingkungan. Pada setiap skala perencanaan
ada tahapan yang berbeda: penentuan tujuan perencanaan; analisis situasi
pemodelan dan proyeksi yang ada; pengembangan pilihan perencanaan; pemilihan opsi
perencanaan; rencana pelaksanaan; dan evaluasi rencana, monitoring, dan umpan
balik. Fungsi yang berbeda, skala, sektor,
dan tahapan perencanaan kota membuat perbedaan penggunaan GIS.
Pengelolaan data, visualisasi,
dan analisis spasial yang digunakan lebih dalam
pekerjaan rutin perencanaan kota.
Pemodelan spasial lebih digunakan dalam
perencanaan strategis. Administrasi umum mempekerjakan terutama pengelolaan
data dan visualisasi. Akhirnya, pengendalian pembangunan menggunakan visualisasi dan analisis spasial
fungsi GIS yang
terbaik. Administrasi dan pengendalian
pembangunan kerja umum yang lebih
rutin mencakup pada perencanaan kota (Newton
dan Taylor 1986;
Newton et al
1988):
v
pengelolaan penggunaan
lahan catatan;
v
pemetaan tematik;
v
perencanaan pemrosesan
aplikasi;
v
bangunan kontrol pemrosesan
aplikasi;
v
manajemen penggunaan
lahan;
v
ketersediaan lahan dan pemantauan pembangunan;
v
industri, komersial, dan retail lantai ruang rekaman;
v
perencanaan rekreasi dan fasilitas
pedesaan;
v
analisis mengenai dampak lingkungan;
v
terkontaminasi dan register tanah
terlantar;
v
penggunaan lahan / transportasi perencanaan
strategis;
v
fasilitas umum dan toko-toko daerah tangkapan air dan analisis aksesibilitas;
v
bidang sosial dan analisis kekurangan.
Skala yang berbeda perencanaan
memerlukan data dan teknik yang berbeda. Data raster lebih berguna untuk
perencanaan strategis yang citywide karena daerah besar yang terlibat
dan resolusi tinggi tidak diperlukan. Pengolahan data raster jauh lebih
cepat dibandingkan dengan data
vektor, terutama dalam peta
overlay dan penyangga
analisis. Di sisi lain, data vektor
biasanya digunakan untuk kabupaten dan
perencanaan wilayah kerja lokal karena kebutuhan untuk analisis resolusi sangat tinggi. Ada banyak aplikasi GIS dalam penggunaan lahan, transportasi, perumahan, pengembangan lahan, dan sektor lingkungan. Contoh-contoh penting termasuk pemilihan lokasi dan analisis kesesuaian
lahan. Sebaliknya, analisis
jaringan dan pemilihan rute yang paling sering digunakan
dalam perencanaan transportasi, dan lingkungan perencanaan
dan penggunaan manajemen buffer dan
pengolahan overlay. Ada kecenderungan meningkat ke arah integrasi pemodelan di
berbagai sektor perencanaan kota (Goodchild
et al 1993).
Peran SIG juga bervariasi dalam berbagai tahap proses perencanaan kota. Sebagai contoh, GIS lebih
berguna dalam pemodelan dan pengembangan pilihan perencanaan daripada dalam
penentuan tujuan perencanaan.
Tahapan yang berbeda dalam proses perencanaan kota dapat digeneralisasi sebagai penentuan tujuan, persediaan
sumber daya, analisis situasi yang ada, model
dan proyeksi, pengembangan opsi perencanaan, pemilihan
opsi perencanaan, pelaksanaan rencana, dan
evaluasi rencana, pemantauan,
dan umpan balik (Gambar
3). GIS hanya
dapat memberikan beberapa data dan
teknik yang dibutuhkan dalam
berbagai tahap proses perencanaan kota. Setiap GIS juga harus bekerja
dengan database lain, teknik, dan model pada berbagai tahap proses perencanaan.
A.
Inventarisasi
Sumber Daya
Informasi geografis, ketika terintegrasi dengan
penginderaan jauh, dapat menghemat waktu dalam mengumpulkan penggunaan lahan
dan informasi lingkungan. Jauh citra penginderaan menjadi sumber penting dari
informasi spasial untuk daerah perkotaan (Barnsley, Bab 32; Paulsson 1992). Mereka
dapat membantu untuk mendeteksi penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan
untuk daerah perkotaan seluruh (Barnsley et al 1993). Secara khusus, pasang
stereoscopic foto udara digital dapat digunakan untuk menurunkan CAD model
3-dimensi bangunan untuk visualisasi dinamis kota, atau untuk impor langsung ke
dalam database GIS (Dowman, Bab 31).
B.
Analisis
situasi yang ada
GIS dapat membantu untuk menyimpan, memanipulasi, dan
menganalisis data fisik, sosial, dan ekonomi kota. Perencana dapat menggunakan
query dan pemetaan fungsi spasial GIS untuk menganalisis situasi yang ada di
kota. Melalui analisis peta overlay, GIS dapat membantu
mengidentifikasi daerah konflik pengembangan lahan dengan lingkungan dengan overlay pengembangan lahan yang ada pada peta kesesuaian lahan. Area sensitivitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan menggunakan penginderaan jauh dan informasi lingkungan lainnya (Yeh dan Li 1996).
mengidentifikasi daerah konflik pengembangan lahan dengan lingkungan dengan overlay pengembangan lahan yang ada pada peta kesesuaian lahan. Area sensitivitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan menggunakan penginderaan jauh dan informasi lingkungan lainnya (Yeh dan Li 1996).
C.
Pemodelan
dan proyeksi
Fungsi utama dari perencanaan adalah proyeksi penduduk di
masa depan dan pertumbuhan ekonomi. GIS dapat digunakan untuk prediksi dan
proyeksi (Longley et al 1994). Pemodelan spasial distribusi spasial
memungkinkan untuk memperkirakan jangkauan terluas dampak tren yang ada
populasi, dan perubahan ekonomi dan lingkungan. Misalnya, berbagai skenario
lingkungan dapat diselidiki melalui proyeksi permintaan di masa mendatang untuk
sumber daya tanah dari penduduk dan kegiatan ekonomi, pemodelan distribusi
spasial permintaan tersebut, dan kemudian menggunakan GIS analisis peta overlay
untuk mengidentifikasi daerah-daerah konflik. Dengan menggunakan data sosial
ekonomi dan lingkungan disimpan dalam GIS, model perencanaan lingkungan telah dikembangkan untuk mengidentifikasi bidang yang menjadi perhatian lingkungan
dan konflik pembangunan (Schuller 1992). GIS
juga bisa digunakan
untuk model
skenario pengembangan yang berbeda.
Hal ini dapat menunjukkan hasil pemodelan dalam bentuk grafis,
membuat mereka mudah untuk berkomunikasi dengan para
pengambil keputusan (Schiffer, Bab
52; Armstrong et
al 1992). Perencana
dapat menggunakan informasi tersebut
untuk merumuskan opsi perencanaan yang berbeda dan membantu membimbing pembangunan masa depan sehingga mereka menghindari konflik tersebut.
D.
Pengembangan
pilihan perencanaan
Peta
kesesuaian lahan sangat berguna dalam pengembangan pilihan perencanaan. Mereka
dapat digunakan untuk mengidentifikasi ruang solusi untuk pembangunan masa
depan (Yeh dan Chow 1996). Hubungan model optimasi spasial dengan SIG dapat
membantu untuk merumuskan dan mengembangkan opsi perencanaan yang mencoba untuk
memaksimalkan atau meminimalkan beberapa fungsi tujuan (Chuvieco 1993).
Simulasi skenario pembangunan yang berbeda dengan GIS dapat membantu dalam
mengembangkan perencanaan pilihan (Landis 1995).
E.
Pemilihan
opsi perencanaan
Pemilihan
akhir dari pilihan perencanaan semakin proses politik, tetapi perencana dapat
memberikan masukan teknis untuk proses ini untuk membantu masyarakat dalam
membuat pilihan kolektif mereka. Integrasi model spasial dan non-spasial dalam
GIS dapat membantu untuk mengevaluasi skenario perencanaan yang berbeda
(Despotakis et al 1993). Penggunaan GIS dengan analisis keputusan multi
kriteria dapat memberikan masukan teknis dalam pemilihan opsi perencanaan
(Eastman, Bab 35, Carver 1991; Eastman et al 1993).
F.
Pelaksanaan Rencana
GIS dapat digunakan dalam
pelaksanaan rencana perkotaan dengan melakukan penilaian dampak lingkungan dari proyek
yang diusulkan untuk mengevaluasi dan meminimalkan dampak pembangunan terhadap lingkungan (Schuller 1992). Setelah
pekerjaan tersebut, langkah-langkah
perbaikan dapat direkomendasikan untuk
mengurangi dampak.
G.
Evaluasi Rencana, pemantauan, dan umpan
balik
Ketika
digunakan bersama-sama dengan penginderaan jauh, SIG dapat membantu untuk
memantau lingkungan. Hal ini
misalnya, akan digunakan untuk
memantau perubahan penggunaan
lahan (Yeh dan Li 1996). Hal ini juga dapat memeriksa apakah pengembangan lahan mengikuti rencana tata ruang wilayah, dengan overlay
peta pengembangan lahan yang dihasilkan dari analisis gambar penginderaan jauh pada rencana penggunaan lahan. Selain itu, GIS dapat digunakan untuk
mengevaluasi dampak pembangunan terhadap
lingkungan untuk melihat apakah
penyesuaian rencana diperlukan. GIS juga
dapat digunakan dalam pemantauan dan
pemrograman pengembangan lahan (Yeh 1990).
BAB 4
KESIMPULAN
SIG merupakan program computer yang sangat bermanfaat
bagi kita mahasiswa jurusan teknik perencanaan wilayah dan kota karena adanya
keunggulan-keunggulan yang sudah dijelaskan dari data di atas. SIG dapat
menyajikan suatu data dengan sangat jelas serta lengkap, dengan menggunakan SIG
maka kita dapat melakukan presentasi dengan lebih baik karena sangat terbantu
dengan fitur-fitur pengolahan dan penyajian data yang dimiliki oleh aplikasi
SIG.
GIS semakin sering
digunakan di instansi perencanaan
di negara-negara maju dan berkembang.
Banyak departemen perencanaan yang telah memperoleh sistem
pemetaan di masa lalu sejak bergeser ke GIS
sebagai pengganti perangkat lunak
pemetaan. Dengan meningkatnya keramahan
pengguna dan jumlah fungsi perangkat lunak GIS,
dan penurunan tajam dalam harga perangkat
keras GIS, GIS sekarang sistem informasi operasional dan terjangkau untuk perencanaan. Hal ini semakin menjadi komponen penting dalam sistem pendukung perencanaan.
Kemajuan terbaru dalam integrasi GIS dengan model
perencanaan, visualisasi, dan internet akan
membuat GIS lebih berguna untuk
perencanaan kota. Saat ini, kendala utama pada
penggunaan GIS dalam perencanaan
perkotaan bukan masalah teknis, tapi ketersediaan data, perubahan
organisasi, dan staf.
Secara garis besar SIG merupakan program komputer yang
sangat bermanfaat khususnya dalam dunia perencanaan wilayah dan kota terutama
dalam hal penyajian informasi-informasi secara grafis. SIG dapat menyajikan
suatu data dengan jelas serta lengkap, dengan menggunakan SIG presentasi dapat
disajikan dengan lebih baik karena terbantu dengan fitur-fitur pengolahan dan
penyajian data yang dimiliki oleh aplikasi SIG yang baik.
SIG memungkinkan untuk membuat tampilan peta serta menggunakannya
untuk keperluan presentasi khususnya dalam kajian Perencanaan Wilayah dan Kota.
SIG memungkinkan untuk menggambarkan dan menganalisa informasi dengan cara
pandang baru, mengungkap semua keterkaitan yang selama ini tersembunyi, pola,
dan kecenderungannya.
DAFTAR
REFERENSI
GIS Solutions for Urban and
Regional Planning Designing and Mapping the Future of Your Community with GIS
Using
Geographic Information Systems (GIS) For Spatial Planning and Environmental
Management in India: Critical Considerations
Trima kasih admin, bagaimana pemaanfaatan gis dalam membuat suatu perencanaan?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteArtikelnya mantap soul dan sekarang saya udah mulai mengerti tentang GIS, makasih artikelnya sis
ReplyDeleteoh ya sis jangan lupa kunjungi website saya : http://dufiflame.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/
dan website kampus saya : http://www.atmaluhur.ac.id/
materi yg bagus, bisa menambah pengetahuan saya tentang ilmu GIS
ReplyDeletejangan lupa kunjungi website saya : https://sfasah.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
dan juga website kampus saya : http://www.atmaluhur.ac.id
terima kasih materi presentasinya gan sangat membantu
ReplyDeleteKunjungi website saya ya https://sabri.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
Website kampus saya
http://www.atmaluhur.ac.id