Wednesday, June 17, 2015

Materi Presentasi - GIS In Planning


Materi Presentasi - GIS In Planning

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan lapangan kegiatan yang terus menerus dikembangkan karena mempunyai manfaat sebagai penunjang kehidupan manusia. Berkat hasil ilmu pengetahuan dan teknologi banyak segi kehidupan itu dipermudah. Teknologi yang ada sekarang ini, ternyata sudah dijelaskan dan dipaparkan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Al Qur’an dapat memberikan motivasi dan memberikan isyarat bagi pengembangan sains. Walaupun tentu saja harus dilakukan dengan cermat dan menyeluruh serta didasari dengan kaidah penafsiran yang benar. Teknologi adalah suatu cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang berlandaskan  ilmu pengetahuan dan berdasarkan proses teknis untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan terpenuhinya suatu tujuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek seperti yang terdapat pada ayat Al-quran surat An-Naml ayat 40.
Artinya: “Seorang yang mempunyai ilmu dari kitab berkata “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya)” (QS An-Naml Ayat 40)
Ayat tersebut anjuran bagi siapapun yang bekerja di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk berusaha mengembangkan kemampuan sejauh-jauhnya sampai-sampai menembus (melintas) penjuru langit dan bumi. Namun al-Qur’an memberi peringatan agar manusia bersifat realistik, sebab betapapun baiknya rencana, namun bila kelengkapannya tidak dipersiapkan maka kesia-siaan akan dihadapi. Kelengkapan itu adalah yakni ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa penguasaan dibidang ilmu dan teknologi jangan harapkan manusia memperoleh keinginannya untuk mengetahui bentuk bumi dan angkasa. Oleh karena itu, manusia ditantang dianjurkan untuk selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Semakin majunya perkembangan iptek membuat kita semua sadar bahwa banyak sekali yang belum kita ketahui sebagai manusia. Bukan hanya semakin banyaknya jenis computer, handphone dan lain-lain tetapi juga banyak aplikasi-aplikasi yang semakin canggih dengan keunggulannya masing-masing, salah satunya adalah penggunaan system informasi geografis atau biasa disebut dengan (SIG). SIG sudah sangat lekat pada kita sebagai manusia untuk berhubungan dengan teknologi karena teknologi dapat mempermudah kita dalam segala jenis kegiatan yang mungkin akan sangat tidak mungkin akan kita kerjakan jika kita tidak menggunakan bantuan teknologi. SIG ini pada dasarnya juga membantu manusia dalam mengetahui serta menggambarkan keadaan muka bumi dengan bentuk dan tampilan yang menarik. Teknologi seperti ini sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak terkait yang dapat mengolah atau mengunakan serta mengaplikasikannya dalam rangka memberikan manfaat yang berarti kepada khalayak banyak khususnya pada bidang perencanaan

1.2            Rumusan Masalah
              Dari latar belakang di atas, diperoleh beberapa rumusan masalah mengenai GIS in Planning, yaitu:
1)    Apa yang dimaksud dengan GIS?
2)    Apa yang dimaksud dengan GIS in Planning?
3)    Bagaimana peran dan hubungan antara GIS dan perancanaan?
4)    Apa manfaat GIS pada perencanaan?
5)    Apa saja tahapan-tahapan pada GIS in Planning?

1.3            Tujuan Penulisan
              Dari rumusan masalah di atas, diperoleh beberapa tujuan penulisan mengenai GIS in Planning, yaitu:
1)    Mengetahui maksud pengertian GIS.
2)    Mengetahui maksud pengertian GIS in Planning.
3)    Mengetahui peran dan hubungan antara GIS dan perencanaan.
4)    Mengetahui manfaat GIS pada perencanaan.
5)    Mengertahui tahapan-tahapan GIS in Planning.

1.4            Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam penyusunan makalah ini adalah :
BAB 1   Pendahuluan
Bab ini menjelaskan mengenai Latar Belakang,  Rumusan Masalah dan Tujuan Penulisan  dan Sistematika Pembahasan.
BAB 2   Kajian Teori
Bab ini menjelaskan tentang kajian teori Peraturan mengenai Informasi Geospasial, Pengertian GIS, Sejarah Perkembangan GIS dan GIS dalam perencanaan.
BAB 3   Data Dan Analisis
Bab ini menjelaskan tentang peran GIS dalam perencanaan serta kaitannya dengan perencanaan. Dalam bab ini juga menjelaskan tentang studi kasus pada penggunaan GIS dalam perencanaan ini.
BAB 4   Kesimpulan
Bab ini menjelaskan mengenai Kesimpulan dari pembahasan dan studi kasus .


BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1         Peraturan Tentang Informasi Geospasial
Menurut Undang-undang No 4 Tahun 2011 tentang informasi geospasial bahwa geospasial Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu. Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi.
Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian
Peta dasar sebagaimana dimaksud terbagi atas 3 jenis:
a.    Peta Rupabumi Indonesia
Diselenggarakan pada skala 1:1.000.000, 1:500.000, 1:250.000, 1:100.000, 1:50.000, 1:25.000, 1:10.000, 1:5.000, 1:2.500, dan 1:1.000.
b.    Peta Lingkungan Pantai Indonesia; dan
Diselenggarakan pada kala 1:250.000, 1:50.000, 1:25.000, dan 1:10.000.
c.    Peta Lingkungan Laut Nasional
Diselenggarakan pada skala 1:500.000, 1:250.000, dan 1:50.000
Peta dasar sebagaimana dimaksud dalam terdiri atas:
a.   Garis pantai;
b.   Hipsografi;
c.   Perairan;
d.   Nama rupabumi;
e.   Batas wilayah;
f.    Transportasi dan utilitas;
g.   Bangunan dan fasilitas umum; dan
h.   Penutup lahan
2.2         Pengertian GIS
Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi.
Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995).
Pengertian GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer. Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.


Gambar 2.1 Proses Pengelolaan SIG
(Sumber: Googlepicture.com)
Aplikasi SIG dapat digunakan untuk berbagai kepentingan selama data yang diolah memiliki refrensi geografi, maksudnya data tersebut terdiri dari fenomena atau objek yang dapat disajikan dalam bentuk fisik serta memiliki lokasi keruangan (Indrawati, 2002).
Tujuan pokok dari pemanfaatan Sistem Informasi Geografis adalah untuk mempermudah mendapatkan informasi yang telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan dalam Sistem Informasi Geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi dan merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Dulbahri,1993).
Data-data yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data spasial. Data dalam SIG terdiri atas dua komponen yaitu Data Spasial dan Data Atribut.

A.              Data Spasial
Data spasial yang berhubungan dengan geometri bentuk keruangan dan data attribute yang memberikan informasi tentang bentuk keruangannya (Chang, 2002). Data spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut berupa fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan informasi yang ada di peta merupakan representasi dari obyek di muka bumi.

Gambar 2.2 Contoh Data Spasial
(Sumber:googlepicture.com)

Sesuai dengan perkembangan, peta tidak hanya merepresentasikan obyek-obyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi obyek diatas muka bumi (diudara) dan dibawah permukaan bumi. Data spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster.
v   Model data vektor
Menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik-titik, garis-garis atau kurva, atau poligon beserta atribut-atributnya.
v   Model data Raster
Menampilkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel – piksel yang membentuk grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini menyesuaikan dengan peruntukan dan kebutuhannya.


B.              Data Atribut
Data non spasial atau data atribut adalah data berbentuk tabel dimana tabel tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan data spasial yang ada. Data atribut atau tabular menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data grafis.

Gambar 2.3 Contoh Data Spasial
(Sumber:googlepicture.com)

Lukman (1993) menyatakan bahwa sistem informasi geografi menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri dari beberapa komponen utama yaitu:
1.    Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta (peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh, dan lain-lain. Data-data spasial dan atribut baik dalam bentuk analog maupun data digital tersebut dikonversikan kedalam format yang diminta oleh perangkat lunak sehingga terbentuk basisdata (database). Menurut Anon (2003) basisdata adalah pengorganisasian data yang tidak berlebihan dalam komputer sehingga dapat dilakukan pengembangan, pembaharuan, pemanggilan, dan dapat digunakan secara bersama oleh pengguna.
2.    Penyimpanan data dan pemanggilan kembali (data storage dan retrieval) ialah penyimpanan data pada komputer dan pemanggilan kembali dengan cepat (penampilan pada layar monitor dan dapat ditampilkan/cetak pada kertas).
3.    Manipulasi data dan analisis ialah kegiatan yang dapat dilakukan berbagai macam perintah misalnya overlay antara dua tema peta, membuat buffer zone jarak tertentu dari suatu area atau titik dan sebagainya. Anon (2003) mengatakan bahwa manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama dari SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi
4.    Pelaporan data ialah dapat menyajikan data dasar, data hasil pengolahan data dari model menjadi bentuk peta atau data tabular. Menurut Barus dan wiradisastra (2000) Bentuk produk suatu SIG dapat bervariasi baik dalam hal kualitas, keakuratan dan kemudahan pemakainya. Hasil ini dapat dibuat dalam bentuk peta-peta, tabel angka-angka: teks di atas kertas atau media lain (hard copy), atau dalam cetak lunak (seperti file elektronik).
Untuk struktur data vektor, data atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel. Sementara pada struktur data raster nilai data grafisnya tersimpan langsung pada nilai grid atau piksel tersebut. Data yang mempresentasikan aspek-aspek deskripsi/penjelasan dari suatu fenomena di permukaan bumi dalam bentuk kata-kata, angka, atau tabel. contoh data atribut misalnya kepadatan penduduk, jenis tanah, dsb. Bentuk-bentuk data atribut:
v   Data kuantitatif (angka-angka/statistik), contoh: jumlah penduduk
v   Data kualitatif (kualitas/mutu), contoh: tingkat kesuburan tanah
Menurut Anon (2003) ada beberapa alasan mengapa perlu menggunakan SIG, diantaranya adalah:
1.    SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi
2.    SIG dapat digunakansebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam usaha meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang, kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada dipermukaan bumi.
3.    SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data
4.    SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada dipermukaan bumi kedalam bebera player atau coverage data spasial
5.    SIG memiliki kemapuan yang sangat baik dalam memvisualisasikan data spasial berikut atributnya
6.    Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif
7.    SIG dengan mudah menghsilkan peta-peta tematik
8.    semua operasi SIG dapat di costumize dengan menggunakan perintah-perintah dalam bahaa script.
9.    Perangkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan perangkat lunak lain
10.  SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang spasial dan geoinformatika. Dalam menghasilkan data spasial yang besar dimana pemanfaatan data pengindraan jauh tersebut tergantung pada cara penanganan dan pengolahan data yang akan mengubahnya menjadi informasi yang berguna
           
2.3            Sejarah Perkembangan GIS
Seiring dengan berkembangnya teknologi, GIS juga mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Berikut adalah sejarah perkembangan GIS dari masa ke masa :
·         35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut.
·         Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus.
·         Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan “litografi foto” dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
·         Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis.
·         GIS dengan gvSIG.CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut “Bapak SIG”.
·         CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI dan CARIS berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer.
                              
2.4            Peran GIS dalam Perencanaan
Dengan menggunakan teknologi informasi yang telah berkembang dengan pesat, sebagian data dan informasi spasial yang diperlukan dalam perencanaan tata ruang dapat dibangun dalam sebuah sistem informasi yang berbasis pada koordinat geografis yang lebih dikenal dengan sebutan Sistem Informasi Geografis (SIG). Seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan data geografis, dalam SIG dimungkinkan penggabungan berbagai basis data dan informasi yang dikumpulkan melalui peta, citra satelit, maupun survai lapangan, yang kemudian dituangkan dalam layer-layer peta. Sistem informasi yang meng-overlay-kan beberapa layer tematik diatas peta dasar sungguh membantu proses analisa wilayah dan pemahaman kondisi wilayah bagi para perencana, serta dapat menghemat waktu karena sebagian proses dilakukan oleh piranti lunak, sehingga dengan SIG proses perencanaan tata ruang dapat lebih efisien dan efektif. Manajemen data melalui GIS melibatkan semua aspek ini :

Gambar 2.4 GIS Dalam Proses Perencanaan
(Sumber: http://fas.org/irp/imint/docs/rst/Sect15/Sect15_4.html)
 
SIG memungkinkan untuk membuat tampilan peta serta menggunakannya untuk keperluan presentasi khususnya dalam kajian Perencanaan Wilayah dan Kota. SIG memungkinkan untuk menggambarkan dan menganalisa informasi dengan cara pandang baru, mengungkap semua keterkaitan yang selama ini tersembunyi, pola, dan kecenderungannya. Berikut merupakan manfaat GIS dalam Perencanaan Wilayah dan Kota
1.       Inventarisasi Sumber Daya Alam. Melalui penerapan GIS, dapat diidentifikasi tentang potensi-potensi alam yang tersebar di suatu wilayah. Identifikasi ini akan memudahkan dalam pengelolaan sumber alam untuk kepentingan orang banyak.
2.       Disaster Management. Artinya, aplikasi GIS dapat digunakan untuk melakukan pengelolaan rehabilitasi pasca bencana. Misalnya, saat bencana tsunami menerjang Aceh dan Nias, Badan Rehabilitasi – Rekonstruksi Aceh – Nias (BRR Aceh-Nias) menggunakan GIS untuk memetakan kondisi terkini dan menentukan prioritas pembangunan di lokasi yang paling parah kerusakannya.
3.       Penataan Ruang & Pembangunan sarana-prasarana. Manfaat teknologi GIS yang ketiga ini dapat berbentuk banyak hal. Mulai dari analisis dampak lingkungan, daerah serapan air, kondisi tata ruang kota, dan masih banyak lagi.
4.       Penataan ruang menggunakan GIS akan menghindarkan terjadinya banjir, kemacetan, infrastruktur dan transportasi, hingga pembangunan perumahan dan perkantoran.
5.       Investasi Bisnis dan Ekonomi juga merupakan manfaat yang bisa didapatkan dari aplikasi GIS. Dengan adanya peta informasi daerah, dapat ditentukan arah pembangunan. Dan para investor pun bisa menentukan strategi investasinya berdasarkan kondisi geografis yang ada, kondisi penduduk dan persebarannya, hingga peta infrastruktur dan aksesibilitas.
6.       GIS dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan asap akibat kebakaran hutan atau asab limbah beracun. GIS juga bisa digunakan untuk memprediksi perkembangan daerah berpopulasi tinggi, yang membantu perencanaan pembangunan fasilitas public.
7.       GIS dapat digunakan sebagai alat bantu, baik sebagai tools maupun bahan tutorial utama yang interaktif, dan menarik dalam usaha untuk meningkatkan pemahaman, pembelajaran dan pendidikan  mengenai ide-ide atau konsep-konsep lokasi, spasial/keruangan, kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat di permukaan bumi berikut data-data atribut yang menyertainya.
8.       GIS memiliki kemampuan-kemampuan untuk mengurai unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi dalam bentuk layer atau coverage data spasial. Dengan layer ini permukaan bumi dapat direkonstruksi kembali atau dimodelkan dalam bentuk nyata (real world seperti tiga dimensi) dengan menggunakan data ketinggian beserta layer tematik yang diperlukan.
9.       GIS memiliki kemampuan-kemampuan yang sangat baik dalam menvisualisasikan data spasial beserta atribut-atributnya. Model warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan dengan mudah.
10.     Hampir semua operasi termasuk analisisnya yang dimiliki oleh perangkat GIS terutama desktop GIS dapat dilakukan secara interaktif dengan bantuan menu-menu dan help yang bersifat user friendly.
11.     GIS dapat menurunkan data-data secara otomatis tanpa keharusan untuk melakukan interprestasi secara manual. Dengan demikian GIS dengan mudah dapat menghasilkan peta-peta lainnya dengan hanya memanipulasi atribut-atributnya.
12.     Perangkat lunak GIS saat ini juga menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan alikasi-aplikasi perangkat lunak lainnya sehingga dapat bertukar data secara dinamis melalui fasilitas OLE (Object Linking and Embedding) maupun driber ODBC (Open Database Connectivity).
13.     GIS, pada saat ini sudah dapat diimplementasikan sedemikian rupa sehingga dapat bertindak sebagai map-server atau GIS-server yang siap melayani permintaan baik dari clients melalui jaringan lokal (intrabet) maupun jaringan internet (web-based).
14.     GIS sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang-bidang spasial dan geo-informasi. Oleh karena itu, pada saat ini hampir semua disiplin ilmu terutama yang terkait dengan informasi spasial juga mengenal dan menggunakan GIS sebagai alat bantu analisis dan presentasi yang menarik.



BAB 3
PEMBAHASAN

Sistim Informasi Geografis (SIG) merupakan salah satu disiplin ilmu berbasis teknologi informasi yang berkembang begitu cepat akhir-akhir ini. Ide penyampaian informasi pada setiap titik koordinat bumi ini, semakin melejit seiring dengan perkembangan teknologi perekaman informasi melalui satelit. Hasil perekaman informasi terkait dengan kondisi fisik suatu wilayah melalui satelit, meskipun tidak sempurna, telah banyak digunakan untuk mensubstitusi perekaman informasi melalui survai lapangan yang butuh waktu lebih lama dan biaya yang relatif juga lebih mahal.

3.1         GIS dan Perencanaan
Dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, ilmu GIS memiliki peranan yang sangat penting. Menata ruang suatu wilayah membutuhkan dukungan data dan informasi, baik spasial maupun non spasial, yang akurat dan terkini, terutama data dan informasi tematik yang mengilustrasikan kondisi suatu wilayah. Perubahan kondisi wilayah pada daerah yang akan disusun rencana tata ruangnya, perlu dipahami dengan baik oleh para perencana, karena kualitas rencana tata ruang sangat ditentukan oleh pemahaman para perencana terhadap kondisi fisik wilayah perencanaan.
Gis dapat membantu untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis fisik, sosial, dan data ekonomi kota. Kemudian para pembuat rencana tata ruang wilayah dapat menggunakan query dan memetakan gis fungsi untuk menganalisis situasi yang ada di kota. Melalui analisis tampilan peta, gis bisa membantu untuk mengidentifikasi daerah konflik lahan pembangunan dengan lingkungan dan pembangunan overlay yang ada di peta kesesuaian lahan tanah. Kepekaan lingkungan hidup daerah terpencil dapat diidentifikasi dengan menggunakan informasi dan merasakan lingkungan lainnya
Pembangunan fisik dan sosial di Indonesia terus ditingkatkan sesuai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya kehidupan yang serba kompleks. Perkembangan tersebut mendorong perlunya informasi yang rinci tentang data sumber daya alam, yang mungkin dapat dikembangkan. Adapun Manfaat SIG dalam bidang perencanaan wilayah dan kota diantaranya adalah sebagai berikut:
1.       Untuk pendataan dan pengembangan jaringan transportasi.
2.       Untuk pendataan pajak bumi dan bangunan
3.       Untuk pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan.
4.       Untuk pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan rekreasi serta perkantoran.
5.       Mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya.
6.       Mengetahui potensi dan persebaran penduduk.
7.       Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
8.       Untuk mengetahui persebaran penggunaa lahan.
9.       Untuk pengawasan daerah bencana alam dan lain-lain

3.2         Fungsi Penggunaan GIS dan Dalam Tahap Perencanaan
Perencanaan kota melibatkan banyak fungsi, skala, sektor, dan tahap. Secara umum, fungsi perencanaan kota dapat diklasifikasikan ke dalam administrasi umum, pengendalian pembangunan, pembuatan rencana, dan perencanaan strategis. Administrasi umum dan pengendalian pembangunan adalah kegiatan perencanaan yang relatif rutin, sedangkan pembuatan rencana dan perencanaan strategis non-rutin yang dilakukan lebih jarang. Skala wilayah perencanaan tertutup dapat berkisar dari seluruh kota, dengan sub-wilayah kota, kabupaten, atau blok jalan. Sektor yang paling sering terlibat perencanaan perkotaan guna lahan, transportasi, perumahan, pengembangan lahan, dan lingkungan. Pada setiap skala perencanaan ada tahapan yang berbeda: penentuan tujuan perencanaan; analisis situasi pemodelan dan proyeksi yang ada; pengembangan pilihan perencanaan; pemilihan opsi perencanaan; rencana pelaksanaan; dan evaluasi rencana, monitoring, dan umpan balik. Fungsi yang berbeda, skala, sektor, dan tahapan perencanaan kota membuat perbedaan penggunaan GIS.

Pengelolaan data, visualisasi, dan analisis spasial yang digunakan lebih dalam pekerjaan rutin perencanaan kota. Pemodelan spasial lebih digunakan dalam perencanaan strategis. Administrasi umum mempekerjakan terutama pengelolaan data dan visualisasi. Akhirnya, pengendalian pembangunan menggunakan visualisasi dan analisis spasial fungsi GIS yang terbaik. Administrasi dan pengendalian pembangunan kerja umum yang lebih rutin mencakup pada perencanaan kota (Newton dan Taylor 1986; Newton et al 1988):
v  pengelolaan penggunaan lahan catatan;
v  pemetaan tematik;
v  perencanaan pemrosesan aplikasi;
v  bangunan kontrol pemrosesan aplikasi;
v  manajemen penggunaan lahan;
v  ketersediaan lahan dan pemantauan pembangunan;
v  industri, komersial, dan retail lantai ruang rekaman;
v  perencanaan rekreasi dan fasilitas pedesaan;
v  analisis mengenai dampak lingkungan;
v  terkontaminasi dan register tanah terlantar;
v  penggunaan lahan / transportasi perencanaan strategis;
v  fasilitas umum dan toko-toko daerah tangkapan air dan analisis aksesibilitas;
v  bidang sosial dan analisis kekurangan.

Skala yang berbeda perencanaan memerlukan data dan teknik yang berbeda. Data raster lebih berguna untuk perencanaan strategis yang citywide karena daerah besar yang terlibat dan resolusi tinggi tidak diperlukan. Pengolahan data raster jauh lebih cepat dibandingkan dengan data vektor, terutama dalam peta overlay dan penyangga analisis. Di sisi lain, data vektor biasanya digunakan untuk kabupaten dan perencanaan wilayah kerja lokal karena kebutuhan untuk analisis resolusi sangat tinggi. Ada banyak aplikasi GIS dalam penggunaan lahan, transportasi, perumahan, pengembangan lahan, dan sektor lingkungan. Contoh-contoh penting termasuk pemilihan lokasi dan analisis kesesuaian lahan. Sebaliknya, analisis jaringan dan pemilihan rute yang paling sering digunakan dalam perencanaan transportasi, dan lingkungan perencanaan dan penggunaan manajemen buffer dan pengolahan overlay. Ada kecenderungan meningkat ke arah integrasi pemodelan di berbagai sektor perencanaan kota (Goodchild et al 1993).
Peran SIG juga bervariasi dalam berbagai tahap proses perencanaan kota. Sebagai contoh, GIS lebih berguna dalam pemodelan dan pengembangan pilihan perencanaan daripada dalam penentuan tujuan perencanaan. Tahapan yang berbeda dalam proses perencanaan kota dapat digeneralisasi sebagai penentuan tujuan, persediaan sumber daya, analisis situasi yang ada, model dan proyeksi, pengembangan opsi perencanaan, pemilihan opsi perencanaan, pelaksanaan rencana, dan evaluasi rencana, pemantauan, dan umpan balik (Gambar 3). GIS hanya dapat memberikan beberapa data dan teknik yang dibutuhkan dalam berbagai tahap proses perencanaan kota. Setiap GIS juga harus bekerja dengan database lain, teknik, dan model pada berbagai tahap proses perencanaan.



A.           Inventarisasi Sumber Daya
Informasi geografis, ketika terintegrasi dengan penginderaan jauh, dapat menghemat waktu dalam mengumpulkan penggunaan lahan dan informasi lingkungan. Jauh citra penginderaan menjadi sumber penting dari informasi spasial untuk daerah perkotaan (Barnsley, Bab 32; Paulsson 1992). Mereka dapat membantu untuk mendeteksi penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan untuk daerah perkotaan seluruh (Barnsley et al 1993). Secara khusus, pasang stereoscopic foto udara digital dapat digunakan untuk menurunkan CAD model 3-dimensi bangunan untuk visualisasi dinamis kota, atau untuk impor langsung ke dalam database GIS (Dowman, Bab 31).

B.           Analisis situasi yang ada
GIS dapat membantu untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis data fisik, sosial, dan ekonomi kota. Perencana dapat menggunakan query dan pemetaan fungsi spasial GIS untuk menganalisis situasi yang ada di kota. Melalui analisis peta overlay, GIS dapat membantu
mengidentifikasi daerah konflik pengembangan lahan dengan lingkungan dengan overlay pengembangan lahan yang ada pada peta kesesuaian lahan. Area sensitivitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan menggunakan penginderaan jauh dan informasi lingkungan lainnya (Yeh dan Li 1996).

C.                  Pemodelan dan proyeksi
Fungsi utama dari perencanaan adalah proyeksi penduduk di masa depan dan pertumbuhan ekonomi. GIS dapat digunakan untuk prediksi dan proyeksi (Longley et al 1994). Pemodelan spasial distribusi spasial memungkinkan untuk memperkirakan jangkauan terluas dampak tren yang ada populasi, dan perubahan ekonomi dan lingkungan. Misalnya, berbagai skenario lingkungan dapat diselidiki melalui proyeksi permintaan di masa mendatang untuk sumber daya tanah dari penduduk dan kegiatan ekonomi, pemodelan distribusi spasial permintaan tersebut, dan kemudian menggunakan GIS analisis peta overlay untuk mengidentifikasi daerah-daerah konflik. Dengan menggunakan data sosial ekonomi dan lingkungan disimpan dalam GIS, model perencanaan lingkungan telah dikembangkan untuk mengidentifikasi bidang yang menjadi perhatian lingkungan dan konflik pembangunan (Schuller 1992). GIS juga bisa digunakan untuk model skenario pengembangan yang berbeda. Hal ini dapat menunjukkan hasil pemodelan dalam bentuk grafis, membuat mereka mudah untuk berkomunikasi dengan para pengambil keputusan (Schiffer, Bab 52; Armstrong et al 1992). Perencana dapat menggunakan informasi tersebut untuk merumuskan opsi perencanaan yang berbeda dan membantu membimbing pembangunan masa depan sehingga mereka menghindari konflik tersebut.

D.           Pengembangan pilihan perencanaan
Peta kesesuaian lahan sangat berguna dalam pengembangan pilihan perencanaan. Mereka dapat digunakan untuk mengidentifikasi ruang solusi untuk pembangunan masa depan (Yeh dan Chow 1996). Hubungan model optimasi spasial dengan SIG dapat membantu untuk merumuskan dan mengembangkan opsi perencanaan yang mencoba untuk memaksimalkan atau meminimalkan beberapa fungsi tujuan (Chuvieco 1993). Simulasi skenario pembangunan yang berbeda dengan GIS dapat membantu dalam mengembangkan perencanaan pilihan (Landis 1995).

E.           Pemilihan opsi perencanaan
Pemilihan akhir dari pilihan perencanaan semakin proses politik, tetapi perencana dapat memberikan masukan teknis untuk proses ini untuk membantu masyarakat dalam membuat pilihan kolektif mereka. Integrasi model spasial dan non-spasial dalam GIS dapat membantu untuk mengevaluasi skenario perencanaan yang berbeda (Despotakis et al 1993). Penggunaan GIS dengan analisis keputusan multi kriteria dapat memberikan masukan teknis dalam pemilihan opsi perencanaan (Eastman, Bab 35, Carver 1991; Eastman et al 1993).

F.            Pelaksanaan Rencana
GIS dapat digunakan dalam pelaksanaan rencana perkotaan dengan melakukan penilaian dampak lingkungan dari proyek yang diusulkan untuk mengevaluasi dan meminimalkan dampak pembangunan terhadap lingkungan (Schuller 1992). Setelah pekerjaan tersebut, langkah-langkah perbaikan dapat direkomendasikan untuk mengurangi dampak.



G.           Evaluasi Rencana, pemantauan, dan umpan balik
Ketika digunakan bersama-sama dengan penginderaan jauh, SIG dapat membantu untuk memantau lingkungan. Hal ini misalnya, akan digunakan untuk memantau perubahan penggunaan lahan (Yeh dan Li 1996). Hal ini juga dapat memeriksa apakah pengembangan lahan mengikuti rencana tata ruang wilayah, dengan overlay peta pengembangan lahan yang dihasilkan dari analisis gambar penginderaan jauh pada rencana penggunaan lahan. Selain itu, GIS dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak pembangunan terhadap lingkungan untuk melihat apakah penyesuaian rencana diperlukan. GIS juga dapat digunakan dalam pemantauan dan pemrograman pengembangan lahan (Yeh 1990).



BAB 4
KESIMPULAN

SIG merupakan program computer yang sangat bermanfaat bagi kita mahasiswa jurusan teknik perencanaan wilayah dan kota karena adanya keunggulan-keunggulan yang sudah dijelaskan dari data di atas. SIG dapat menyajikan suatu data dengan sangat jelas serta lengkap, dengan menggunakan SIG maka kita dapat melakukan presentasi dengan lebih baik karena sangat terbantu dengan fitur-fitur pengolahan dan penyajian data yang dimiliki oleh aplikasi SIG.
GIS semakin sering digunakan di instansi perencanaan di negara-negara maju dan berkembang. Banyak departemen perencanaan yang telah memperoleh sistem pemetaan di masa lalu sejak bergeser ke GIS sebagai pengganti perangkat lunak pemetaan. Dengan meningkatnya keramahan pengguna dan jumlah fungsi perangkat lunak GIS, dan penurunan tajam dalam harga perangkat keras GIS, GIS sekarang sistem informasi operasional dan terjangkau untuk perencanaan. Hal ini semakin menjadi komponen penting dalam sistem pendukung perencanaan. Kemajuan terbaru dalam integrasi GIS dengan model perencanaan, visualisasi, dan internet akan membuat GIS lebih berguna untuk perencanaan kota. Saat ini, kendala utama pada penggunaan GIS dalam perencanaan perkotaan bukan masalah teknis, tapi ketersediaan data, perubahan organisasi, dan staf.
Secara garis besar SIG merupakan program komputer yang sangat bermanfaat khususnya dalam dunia perencanaan wilayah dan kota terutama dalam hal penyajian informasi-informasi secara grafis. SIG dapat menyajikan suatu data dengan jelas serta lengkap, dengan menggunakan SIG presentasi dapat disajikan dengan lebih baik karena terbantu dengan fitur-fitur pengolahan dan penyajian data yang dimiliki oleh aplikasi SIG yang baik.
SIG memungkinkan untuk membuat tampilan peta serta menggunakannya untuk keperluan presentasi khususnya dalam kajian Perencanaan Wilayah dan Kota. SIG memungkinkan untuk menggambarkan dan menganalisa informasi dengan cara pandang baru, mengungkap semua keterkaitan yang selama ini tersembunyi, pola, dan kecenderungannya.


DAFTAR REFERENSI

GIS Solutions for Urban and Regional Planning Designing and Mapping the Future of Your Community with GIS
Using Geographic Information Systems (GIS) For Spatial Planning and Environmental Management in India: Critical Considerations

5 comments:

  1. Trima kasih admin, bagaimana pemaanfaatan gis dalam membuat suatu perencanaan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
  2. Artikelnya mantap soul dan sekarang saya udah mulai mengerti tentang GIS, makasih artikelnya sis

    oh ya sis jangan lupa kunjungi website saya : http://dufiflame.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/
    dan website kampus saya : http://www.atmaluhur.ac.id/

    ReplyDelete
  3. materi yg bagus, bisa menambah pengetahuan saya tentang ilmu GIS

    jangan lupa kunjungi website saya : https://sfasah.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
    dan juga website kampus saya : http://www.atmaluhur.ac.id

    ReplyDelete
  4. terima kasih materi presentasinya gan sangat membantu
    Kunjungi website saya ya https://sabri.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
    Website kampus saya
    http://www.atmaluhur.ac.id

    ReplyDelete